Lahan Kritis Perlu Jadi Perhatian Semua Pihak

Lahan Kritis Perlu Jadi Perhatian Semua Pihak (Foto/Acdk)

WAA - Melihat lahan yang begitu kritis di Alue Bakong dan persikataran Gampong Salah Sirong kecamatan Jemupa, membuat kami rombongan lembaga ACDK dan Pak Camat Jeumpa kewalahan dalam meng hadapinya.

Begitu setelah selesai camat ngopi bareng masyarakat tani di pedalaman Salah Sirong, rombongan kami yang di pandu seorang petani tempatan yang di dalamnya termasuk Sofyan Alias Panyang mantan kombatan GAM, Tarmizi Age (Mukarram) Pembina ACDK dan saya Idris Kasem (Manager Program ACDK) untuk berangkat menuju kawasan pertanian milik masyarakat, hebatnya sopir yang memandu hari itu cukup berpengalaman, jadi kami tak perlu takut berada dalam mobil walaupun jalan sangat tidak tepat untuk di lalui mobil sejenis itu.

Begitu tiba di lokasi yang di tuju yaitu Alue Bakong, Kecamatn Jeumpa, kami bisa menyaksikan dengan jelas, betapa luasnya lahan yang sudah boleh di katakan kritis, lahan – lahan di sini sudah sangat jarang dari tanaman hutan, tanahnya bersih, masyarakat lebih banyak yang menam kacang kedelai, dan terkadang terlihat juga beberapa pokok pisang, pokok kemiri dan kakao.

Setelah kami menemui beberapa petani disitu, atas saran teman – teman serombongan, saya di arahkan untuk naik kereta (honda astrea) untuk berangkat sampai ke ujung lokasi pertanian masyarakat, dalam perjalan yang mencabar dengan bengkolan tajam dan tanjakan yang parah, saya pegang kuat-kuat di pinggang sopir sambil sebelah tangan memegang kamera Canon yang biasa saya pakai.

Cukup menyedihkan, lahan di kawasan pertanian di persekitaran Salah Sirong kini benar-benar kritis, saya tanyakan pada petani yang memandu saya, kenapa sampai jadi begini lahan-lahan disini, karna kami hanya bisa tanam kedelai sekalipun pada bulan-bulan begini kedelai tidak bagus, tanaman ini hanya bagus pada penanaman di bulan tiga (mart), kenapa petani tidak menam taman keras lainnya seperti pala, kelapa, cacao dan lainnya, saya cuba dapatkan informasi.

Petani yang terlihat masih tetap asli seperti petani Aceh, bayang kan saja ketika menyetir kereta (honda) di tangan kirinya turut di pegang sebuah parang, jauh sekali memang jika di bandingkan dengan petani Denmark, saya jadi sangat sedih dan hiba melihat kondisi alam Aceh yang benar-benar kacau dan kritis, seakan – akan negeri ini tidak ada yang urus.

Begitu saya kembali ke tempat dimana rombongan menunggu saya, langsung saja saya naik ke rangkang (balai) petani, saya mulai mebuka diskusi dengan rombongan termasuk Surya, S.Sos Camat kecamatan Jeumpa, setalah sekitar satu jam bertolak kisah akhirnya kami capai sebuah kesepakatan.

Kesimpulannya adalah, Pak Camat berusaha dengan caranya agar lahan kritis ini bisa di obati dengan penanaman ulang tanaman keras, begitu juga dengan Lembaga ACDK akan terus berusaha dengan konsepnya peu asoe lampoeh soeh (mengisi lahan kosong).

Tertarik saya melihat tanaman pala yang subur, saya terinspirasi untuk mencari informasi tentang pala, begitu sampai di rumah, saya tekan butang telpon menghubungi Dr.Ir. Romano salah seorang tim dari dirjen perkebunan yang saya kenal, begitu telpon di angkat saya terus bicara pala, beliau beritau saya untuk Bireuen kita lebih tepat Kakao dan Kelapa, tapi setelah saya cuba berikan beliau beberapa informasi, keterangan dan alasan, Romano mengirim saya nomor ketua Forum Pala Aceh dengan nama Mustafril.

Tidak menunggu lama, saya langsung saja kontak Abang Mustafril (Forum Pala Aceh) setelah saya beri beberapa informasi termasuk lahan yang kini mulai kritis dan ada pokok pala yang terlihat bagus di sana, beliau berjanji akan ke Bireuen dalam waktu dekat, sekarang saya harus berangkat ke luar Aceh, sepulangnya nanti akan saya hubungi Tarmizi Age, sembari memberi salam dan mengucapkan tameureumpoek di Bireuen (bertemu di Bireuen).

Kunjungan saya bersama rombongan Pak Camat Jeumpa selasa 27 november 2012 cukup memberi pelajaran kepada saya bahwa kita boros dalam merusak alam, maka dengan itu kita dari lembaga ACDK dengan segala hormatnya meminta kepada semua pihak, pemerintah dan tokoh masyarakat untuk segera mengambil tindakan – tindakan yang agresif untuk memanfaatkan lahan yang mulai kritis sebelum mengakibat bencana lain yang tidak kita ingini.

Selain dari itu, kami rombongan juga melihat perlunya kegiatan terasering di kawsan ini, bagi pihak yang memiliki andil dalam urusan tersebut agar tidak tinggal diam, untuk melakukan pembenahan termasuk melakukan pembinaan dan pendampingan, sehingga petani bisa mengatahui manfaat terasering.

Laporan, Tarmizi Age (Mukarram) Salah Seorang Pembina Lembaga ACDK
Previous Post Next Post