ACDK Dampingi Gapoktan Asoe Nanggroe Pada Acara Sosialisasi Ketransmigrasian Di Bireuen

Sosialisasi program transmigrasi lokal (Foto/Acdk)

WAA - Kadis Sosial Kabupaten Bireuen Akmal dalam ucapan pembukaannya menyampaikan bahwa untuk saat ini ada 8 (delapan) lokasi di Kabupaten Bireuen yang pernah di tempati transmigrasi, maka dengan itu Dinas Sosial Kabupaten Bireuen meminta dukungan semua pihak agar lokasi-lokasi ini bisa kita bangun kembali, misalnya melalui program transmigrasi lokal (translok) , kegiatan ini merupakan hal yang penting karena akan sangat membantu mempercepat kabupaten ini terbebas dari kemelut ekonomi yang melanda.

Nara sumber lainnya Rusdi dari Dinas tenaga kerja dan mobilitas penduduk Propinsi Aceh, menyampaikan dihadapan para tamu yang hadir bahwa trasmigrasi sudah di mulai sejak tahun 1905, namanya ketika itu adalah kolonisasi artinya orang yang di berangkatkan berasal dari daerah yang padat penduduk ke daerah yang sedikit penduduknya, misalnya ke kalimantan, ke sulawesi dan ke tempat-tempat lain di Indonesia.

Setelah indonesia merdeka, transmigrasi pertama terjadi pada 12 Dec 1950, pemerintah memberangkatkan 23 KK atau 70 jiwa dari Benggalan ke Lampung Utara, dari sinilah transmigrasi mulai berkembang hingga sampai ke tanah Aceh, lebih tepatnya transmigrasi pertama masuk ke Aceh adalah pada tahun 1965 yang bertempat di Blang Putek, Sare dengan jumlah 100 KK dari pulau Jawa, lokasi ini kemudian bubar karena pada tahun bersamaan pecah konflik PKI, tahun 1975 transmigrasi kembali terjadi di Aceh dengan lokasi di Cot Girek, Aceh Utara dengan jumlah 300 KK.

Rusdi kemudian mengurai beberapa aturan menyangkut penetapan transmigran lokal (translok), antaranya adalah pemukiman itu atas usulan masyarakat, layak huni seperti bebas banjir, bebas intenik malaria, layak usaha, dan layak lingkungan.

Transmigrasi adalah pemindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di sana. maka dengan itu bagi calon transmigrasi harus benar-benar memahami makna transmigrasi sebelum ikut menjadi warga transmigran, selain fakir miskin dan korban konflik calon transmigrasi juga merupakan hasil lulus seleksi dengan SK Bupati.

Selanjutnya masuk sesi tanya jawab, Imum mukim Krueng mesegoeb menyampaikan kesedihannya karena pembangunan rumah hanya bisa di bantu seratus unit, beliau memohon dengan usaha pihak Dinas sosial Kabupaten Bireuen dan Aceh agar jumlahnya bisa di tambah lagi karena terlalu banyak orang-orang yang masih membutuh kan rumah di sana.

Tarmizi Age (Mukarram) salah seeorang Pembina Lembaga ACDK yang hadir bersama Idris Kasem (Manager Program Lembaga ACDK) untuk mendampingi Gapoktan Asoe Nanggroe Lhoek Tanoeh, Simpang Mamplam, bertanya tentang siapa yang akan melaksanakan tugas membangun rumah program translok di Lhoek Tanoeh , dan kapan akan di kerjakannnya, panel menjawab bahwa pembangunan rumah nantinya akan di lakukan dengan ketentuan lelang (tender) oleh pemerintah dan akan di kerjakan pada 2013 kebiasaannya pada pertengahan tahun, ketika kami singgung berapa jumlah besaran anggaran dana yang di peruntukkan untuk satu unit rumah, Pak Ilyas (dinas Sosial) Kabupaten Bireuen menjawab hingga hari ini belum kita tau berapa jumlah anggaran yang di tetapkan untuk satu unit rumah, sedangkan yang kita ajukan adalah 45 juta, nanti setelah keputusannya turun baru bisa kita pastikan berapa besar anggarannya.

Gunawan alias Top Gun (ketua Gapoktan Asoe Nanggroe) yang hadir bersama Akmal (Waki) serta rombongan, bertanya tentang Listrik di areal perumahan transmigrasi lokal Lhoek Tanoeh, Muktar (Dinas sosial) yang menjawab pertanyaan Top Gun mangatakan bahwa perumahan di lahan satu dan dua tersedia air bersih dan fasilitas umum yang lengkap, Ilyas (dinas sosial) menambah kita juga mengajukan untuk di buat dua sumur bor agar kebutuhan air bisa terpenuhi.

Zakaria Johan (Imum mukim) Pinto Bate Kecamatan Peudada, berharap trasmigrasi Lokal di Gampong Cot Kruet Kecamatan Peudada yang telah di mohon oleh masyarakat di harapkan benar-benar terlaksana dan tidak ada yang menggeserkan lagi termasuk PT (Perusahaan) yang mengklem dengan berani bahwa itu adalah tanah milik mereka sekalipun tanah-tanah tersebut di isi oleh hutan belantara serta gajah dan tidak pernah di kerjakan oleh PT tersebut sedikitpun, Zakaria Johan menyambung argumennya, untuk di ketahui oleh kita semua bahwa Kecamatan Pedada merupakan salah satu penghasil pertanian terbesar di Aceh antaranya adalah kacang kuning (kedelai) yang melimpah ruah, apa lagi saat ini jalanpun yang sedang di bangun oleh ILO (Unitet Nation) sangat bagus, kalau boleh jangan di sia-siakan.

Dinas sosial yang menanggapi komentar Zakaria Johan mengatakan bahwa yang telah di usul ke APBN adalah 2 (dua) lokasi yaitu Krueng Meusagop 150 rumah dan sudah turun 100 rumah, kemudian Cot Kruet kita ajukan 152 rumah dan belum turun.

Informasi yang menarik menyangkut pembangunan rumah untuk fakir miskin menurut bapak ilyas (dinas sosial) bahwa sekarang sudah di bentuk Sekperda, artinya jika tidak ada bantuan di pos trasmigrasi maka akan di lakukan secara gotong royong.

Terakhir, Idris kasem menyampaikan pentingnya pembangunan rumah translok ini di dampingi dan di awasi oleh masyarakat atau kelompok dan LSM karena sangat kita takuti apa yang di canangkan oleh pemerintah tidak sesuai ketika pelaksanaannya, sebagai contoh kita boleh lihat apa yang terjadi di Ara Selo semuanya terbengkalai, sebabnya karena program tidak sesuai janji, rumah-rumah sudah di makan rayap, tanaman yang di janjikan di tanam sesuai kota, saya mengusulkan agar Gapoktan Asoe Nangroe di beri kewenangang untuk terlibat sebagai pengawas, sehingga kawasan yang di bangun di Lhoek Tanoeh benar-benar berjalan sesuai dengan yang di harapkan.

Hadir pada acara tersebut adalah Akmal (kepala Dinas Sosial) Kabupaten Bireuen, Saiful (dinas sosial), Munawar (Camat Peudada), Zakarian Johan (Imum Mukim) Pinto Batee Kecamatan Peudada, Top Gun dan Waki serta rombongan dari (Gapoktan Asoe Nanggroe)Lhoek Tanoeh Simpang Mamplam, Tgk Malem Tokoh KPA di Kecamatan Peudada dan rombongan, bapak Daramil Samalanga, dan beberapa tamu lainnya yang di perkirakan dengan berjumlah mencapai 40 lebih.

Oleh Tarmizi Age (Mukarram) salah seorang Pembina Lembaga ACDK
Previous Post Next Post