Tim Konsultan Kakao Adaptif Turun Ke Bireuen

Dr. Ir. Romano dari Konsultan kakao adaptif di dampingi Alamsyah SP (Foto/Acdk)

WAA - 15/11/12, Sebuah tim di bawah Dirjen perkebunan Di jakarta turun ke Bireuen untuk melihat lokasi rencana penanaman coklat 2013 di Bireuen.

Berangkat dari kantor dinas pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan pada jam 10.00 pagi, tim Kakao adaptif pertama sekali singgah di Gampong (Desa) Alue Sijuek, kecamatan Peudada untuk meliat lokasi rencana penanaman coklat, kemudian tim melanjutkan perjalanan ke Rambong Rapai Gampong Jaba yang juga di kecamatan Peudada, merupakan salah satu Gampong yang memiliki lahan terlantar yang cukup luas, di sini tim menyaksikan sendiri betapa luasnya areal yang bisa di majukan untuk kegiatan pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan.

Selesai di kecamatan Peudada, tim dengan menggunakan Double Cabin memutar haluan menuju Kecamatan Simpang Mamplam, Gampong yang di tuju adalah Peuneulet Tunong dan Peuneulet Baroeh, ketua kelompok tani di sana mengatakan ada warga yang mulai mencari sendiri bibit coklat untuk di tanam, ini menandakan minat masyarakat sudah cukup tinggi, hal begini juga di temukan di kecamatan Peudada, terakhir tim ke Gampong (Desa) juli kilometer enam.

Dr. Ir. Romano dari Konsultan kakao adaptif di dampingi Alamsyah, SP (Penanggung jawab penanaman kelapa dalam dan kakao pada bidang perkebunan kabupaten Bireuen) mengatakan kami turun ke Bireuen untuk mencari formula yang tepat agar ketika program dijalankan pada 2013 hasilnya bisa benar – benar maksimal, tim juga turut di dampingi oleh lembaga ACDK.

Ketika ditanya ada berapa daerah yang di lakukan kegiatan seperti di Bireuen, tim kakaoe adaptif Dr. Ir. Romano bersama Bagio (yoyok) anggota timnya memberitau tim juga ke Pidie Jaya, Abdaya, Aceh Utara, Aceh Timur dan Tenggara.

Alamsyah, Sp di bidang perekebunan kabupaten Bireuen selesai kegiatan kelapangan memberitau, beliau sangat setuju jika pemerintah pusat memperluas kegiatan penanaman kakao di kabupaten Bireuen, kususnya di desa –desa tertinggal, apalagi Bireuen memiliki lokasi terlantar yang cukup luas untuk di manfaatkan menjadi lahan produktif.

Oleh; Tarmizi Age (mukarram) Salah Seorang Pembina Lembaga ACDK
Previous Post Next Post