Kabid Peternakan Aceh Nilai ACDK Serius di Lapangan

Pertemuan kedua prihal pendekatan dan komunikasi lanjutan pengurus ACDK dengan pihak peternakan Aceh (Foto/Acdk)

WAA - Beberapa menit kami menunggu diruang tunggu, salah seorang staf di Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh, mempersilahkan kami untuk menjumpai pak Amir, panggilan Kepala Bidang (Kabid) kesehatan hewan dan Peternakan Aceh . Ini merupakan pertemuan kedua prihal pendekatan dan komunikasi lanjutan pengurus ACDK dengan pihak peternakan Aceh, karena tahun 2011 Saifuddin A. Gani (Ketua) dan beberapa staf ACDK telah pernah melakukan silaturrahmi pertama dengan drh. Amiruddin, S (Kabid Produksi dan Pengembangan Ternak, Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh.
Saifudin A. Gani ketua ACDK memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan dua pembina ACDK yang baru saja pulang dari Negara Denmark, beliau adalah Tarmizi Age dan Adi Alamsyah (Pembina ACDK), Tgk Sofyan alias Panyang (mantan kombatan GAM), Saifan Nur (Sekretaris ACDK), Idris Kasem (Manger Program ACDK) dan juga pengurus ACDK lainnya, usai saling kenal, drh. Amiruddin, S dengan ramah menanyakan kabar Tarmizi Age dan kawan-kawan di Denmark, mungkin karena ingin menggali informasi tentang dunia  Mukarram saat di Denmark sehingga berhasil membentuk ACDK bersama teman-teman.
Alhamdullillah saya dan keluarga beserta saudara Aceh lainnya di Denmark dalam keadaan sehat wal’afiat, kami di Denmark berkomitmen untuk melakukan perubahan bidang ekonomi di Aceh, ini telah kami buktikan dengan terbentuknya ACDK yang asal katanya dari Aceh dan Denmark. Adapun pendapat kami tentang peternakan di Aceh, kami merasa ada hal yang lucu di sini, bagaimana mungkin dari puluhan tahun lalu hingga sekarang Aceh sangat minim lokasi peternakan rakyat yang di bangun pemerintah, padahal Dinas Peternakan sudah terbentuk sejak sekian lama.
Di Denmark saya melihat pemerintahnya melakukan kerja sama yang sangat baik dengan lembaga dalam mengelola  daya alam dan sebagainya, jelas Tarmizi Age. drh. Amir menjelaskan sebenarnya bukan tidak banyak lokasi peternakan milik pemerintah, tapi caranya pemerintah dengan memenyerahkan langsung kepada kelompok ternak, namun terkadang ada kelompok yang tidak memanfaatkan bantuan pemerintah sesuai dengan apa yang di harapkan, seperti misalnya ada yang menjual sebelum tepat waktu, Inilah persoalan yang membingungkan kita.
Pemerintah memang jarang melakukan kontrak kerja sama di bidang peternakan khususnya pemeliharaan lembu dengan lembaga, karena memang mayoritas rakyat kita petani, tetapi kalau saya lihat lembaga ACDK yang sudah mampu bertahan dan menjaga bantuan pemerintah, saya yakin ini akan menjadi percontohan yang baik bagi masyarakat.
Pada saat yang sama Saifuddin A. Gani menyarankan pemerintah melakukan pembinaan dan mendampingan kepada masyarakat dalam beternak sehingga mereka berhasil tambahnya, ACDK memiliki target kusus dalam hal kerja sama baik dengan pemerintah untuk memajukan peternakan di Aceh, karena ini salah satu perwujudan pembangunan perekonomian rakyat Aceh yang lebih ke depan.
Di akhir pertemuan, Tarmizi Age (Pembina ACDK) menyampaikan keinginannya agar pemerintah meningkatkan berbagai upaya jitu, terrah dan tegas sehingga Aceh bisa menjadi kawasan pengeksport ternak di dunia.
Laporan, Irwansyah Sebagai Dokumentasi dan Publikasi ACDK.
 
Previous Post Next Post