Menjalin Ukhwah Islamiyah

Tgk Safrizal July [Foto Dok-Waa].

WAA  – Minggu 15/11/2009, OPINI Oleh: Tgk Safrizal July, S.Pd.I.
Ikatan hati tidak akan terjadi jika hanya berdasarkan materi. Bersaudara juga tidak akan ada jikalau iman bukanlah penya-ngganya. Prinsip inilah yang harus dimiliki oleh setiap mereka yang menamakan dirinya muslim, dan prinsip ini yang mesti dimiliki oleh setiap mereka yang bercita-cita untuk mewujudkan masyarakat yang Islami. Bahkan di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa sesama mu’min itu adalah bersaudara. “Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10)
Begitu pula tidak ada yang namanya ukhuwah tanpa adanya taqwa dan tidak ada taqwa tanpa ukhuwah, Allah berfirman yang artinya  : “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Az-Zukhruf : 67)
Ukhuwah Islamiyah merupakan ikatan iman yang berdasarkan manhaj Allah dan terpancar dari rasa taqwa, ia merupakan tujuan suci, cahaya rabbaniyah sekaligus nikmat ilahiyah. Dari Nu’man bin Basyir t, Rasulullah bersabda: “Perumpamaan orang-orang mu’min dalam saling cinta, saling belas kasihnya dan saling perhatiannya laksana badan, jika ada salah satu anggota badan yang sakit, maka yang lainnya akan merasakan, tidak bisa tidur dan demam (panas).” (Muttafaqun ‘Alaih)
Hasan Al Bashri ???? ???? bertutur : “Ikhwan fillah lebih berharga bagi kami dari keluarga kami karena keluarga hanya mengingatkan kami kepada dunia sedang ikhwan fillah mengingatkan kami kepada akhirat”
Ukhuwah yang dibina berdasarkan aqidah akan mudah menghancurkan dan meluluhkan segala bentuk keba-tilan. Namun apabila benang ukhu-wah tidak terajut dengan kuat dan rapih, maka kaum muslimin akan menjadi sasaran empuk buat ummat yang lain dari berbagi kepentingan. Dan ini semua terjadi apabila kita terlalu cinta dunia dan tidak peduli lagi akan perkara akhirat. Rasulullah bersabda: “Hampir-hampir ummat lain ber-sekongkol mengeroyok kalian dari segala penjuru seperti orang makan yang mengeroyok makanan dari nampan” Kami bertanya wahai Rasulullah apakah disaat itu kita sedikit? Beliau menjawab : ”Bahkan kalian banyak tetapi kalian seperti buih dan Allah mencabut dari hati-hati musuhmu rasa takut terhadap kalian, lalu Allah memasukkan dihati kalian (penyakit) Wahn,” Kami bertanya: ”apakah Wahn itu?” Beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” (HHR. Ahmad dan Abu Daud)
Rasa ukhuwah akan timbul jika sifat suka mementingkan pribadi dan cinta dunia tersebut disingkirkan dari pribadi muslim. Dan rasa ukhuwah inilah yang menjadi salah satu faktor penyempurna keimanan. Rasulullah bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai untuk saudara-nya apa yang dicintai untuk diri-nya.“ (HR. Bukhari dan Muslim)
Metode Menuju Terbentuknya Ukhwah
Bahwa tanda-tanda manusia yang telah mulai melangkah kearah ma-habbah adalah mereka akan senan-tiasa berusaha untuk menyesuaikan diri kepada yang dapat mengantarnya menuju ukhuwah fillah.
Adapun beberapa metode tersebut antara lain:
1. Iman, berhukum dengan Al-Qur’an pada setiap persoalan, sebagai dustur (undang-undang hidup dan kehidupan). Maka hendaklah setiap individu diantara kita berjalan diatas bumi berpedoman pada Al-Qur’an, mewujudkan apa yang dipedomani itu dalam bentuk aktifitas nyata sehingga setiap ucapan yang di-keluarkan dari mulutnya adalah merupakan denyutan qalbu. Jika sudah tercapai maka akan didapati mayoritas individu hidup dengan semangat yang satu dan dengan nafas yang satu pula. Sebagaimana Allah memerintahkan kepada hamba-nya untuk menjaga persatuan yang berdasarkan pada Al Qur’an dan As Sunnah, Allah berfirman yang artinya : “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali Allah (Al-Qur’an dan As Sunnah) dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali Imran : 103)
2. Membudayakan salam.
Rasulullah bersabda: “Demi yang jiwaku berada ditangan-Nya tidaklah kalian masuk surga sehingga beriman, dan tidaklah sempurna iman kalian sehingga kalian saling mencintai. Apakah mau aku tunjukkan sesuatu amalan yang jika kalian lakukan akan timbul di-antara kalian rasa saling mencintai? Sebarkanlah salam diantara kalian” (HSR. Muslim)
3. Menyempatkan diri untuk saling mengunjungi.
Imam Ahmad dalam kitabnya “AL MUSNAD” meriwayatkan; dari Muadz bin Jabal t, berkata Nabi r bahwa Allah berfirm, yang artinya :  “pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, dimana keduanya saling memberi karena Aku dan saling berkunjung karena Aku.” (HSR. Ahmad)
Tabi’in yang mulia Muhammad bin Munkadir mengatakan : “Tidak ada yang tersisa dari kelezatan dunia kecuali tiga : Shalat lail, shalat jamaah dan bertemu dengan ikhwan fillah”
4. Memenuhi hak-hak saudaranya.
Dari Abu Hurairah t berkata: Bersabda Rasulullah r : “Hak seorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkanlah salam, jika diundang maka penuhilah, jika ia meminta nasihatmu maka nasihatilah jika ia bersin lalu mengucapkan “Alhamdulillah” maka do’akanlah dengan “Yarhamukallah”, jika ia sakit jenguklah ia, dan jika ia meninggal antarkanlah (kekubur).” (HR. Muslim)
5. Saling mendo’akan dan memo-honkan ampun.
Allah I berfirman, yang ratinya : “Orang-orang yang datang setelah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo’a : Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati-hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesung-guhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Hasyr : 10)
“Dari Ummi Darda Bahwasanya Rasulullah r bersabda :” Do’a seorang muslim kepada saudaranya tanpa sepengetahuannya mustajab disisinya. Malaikat yang menjaganya setiap dia mendo’akan untuk saudanya kebaikan maka malaikat akan mengatakan Amin dan bagimu yang serupa dengan itu” (HSR. Muslim).
Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Penulis adalah Tgk Safrizal July Aktifis WAA
REFERENSI:
Al-Qur’anul Karim
Subulus Salam, Ash Shan’aniy
Shahih Muslim, Muslim An-Naisabury
Riyadhus Shaalihin,Yahya bin Syaraf An-Nawawi
Previous Post Next Post